Kumbang Tanduk Sebagai Hama Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang tumbuh di daerah tropis. Tanaman ini pertama kali berada di Indonesia pada tahun 1848. Orang Belanda membawa kelapa sawit dari Afrika untuk ditanam di Kebun Raya Bogor. Siapa sangka, tanaman tersebut sangat cocok dengan iklim dan lingkungan di Indonesia. Hingga kini, kelapa sawit menjadi salah satu komoditas perkebunan terbesar di Indonesia. Bahkan, Produksi kelapa sawit di Indonesia berada di peringkat pertama dunia, diikuti oleh Malaysia.
Perkebunan kelapa sawit tentu memiliki masalah yang mereka hadapi. Salah satu masalah yang sering muncul adalah serangan hama. Hama pada kelapa sawit adalah Oryctes rhinoceros atau lebih akrab dikenal sebagai kumbang tanduk. Lantas, bagaimana bisa kumbang tanduk menjadi hama serius bagi perkebunan sawit? Simak di artikel ini.

Kumbang tanduk merupakan jenis kumbang dengan ciri warna yang gelap ( hitam atau coklat tua ), panjang tubuh 3,5 – 4,5 cm, dan kepala yang bertanduk. Hama ini dikenal menyerang banyak jenis tanaman palem, termasuk kelapa sawit. Hama ini tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Kumbang ini memiliki siklus hidup 4 – 9 bulan mulai telur hingga dewasa. Telur baru akan menetas setelah 12 hari. Larva memakan sesersah dan menghabiskan waktu untuk perkembangan selama 2,5 – 6 bulan, untuk selanjutnya menjadi kumbang tanduk dewasa.
Kumbang tanduk dewasa bisa membuat lubang di bagian batang muda. Kumbang tanduk dewasa dapat bertahan selama satu minggu di dalam lubang yang sama sebelum akhirnya berpindah. Kumbang tanduk hidup dalam pelepah sawit. Kumbang tanduk melubanginya dan mengakibatkan pertumbuhan kelapa sawit mulai terganggu. Ada beberapa gejala yang dapat diamati apabila kelapa sawit terkena serangan kumbang tanduk. Gejala tersebut meliputi: adanya lubang pada dasar pelepah, pelepah baru menjadi hancur, pucuk tanaman mengering, pelepah bengkok, dan pada serangan berat, titik tumbuh kelapa sawit akan berhenti tumbuh.
Akibat dari serangan kumbang tanduk adalah pertumbuhan kelapa sawit yang terhambat, serta dapat mengakibatkan kematian pada tanaman ketika kumbang tanduk menyerang titik tumbuh kelapa sawit. Kumbang tanduk suka bersarang di batang sawit yang sudah rusak, ini adalah alasan mengapa area replanting kelapa sawit rentan terkena serangan kumbang tanduk. Bekas serangan kumbang tanduk juga menjadi akses bagi hama jenis lain untuk memperparah kondisi tanaman.
Untuk mengantisipasi serangan hama kumbang tanduk, tentu pemilik kebun harus memiliki persiapan. Serangan kumbang tanduk bisa sangat merugikan, tentunya dibutuhkan cara pengendalian yang efektif. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan utuk mengendalikan serangan hama kumbang tanduk. Beberapa diantaranya meliputi: sanitasi lahan, pengendalian sejak larva dan telur, serta mengendalikan serangan dengan menggunaka feromon. Untuk artikel selanjutnya, Feromonsawit.com akan membahas bagaimana cara mengendalikan serangan hama kumbang tanduk pada tanaman kelapa sawit.
Terima kasih telah membaca artikel Feromonsawit.com. Simak terus website Feromonsawit.com untuk mendapatkan informasi seputar hama kumbang tanduk kelapa sawit. Feromonsawit.com juga menyediakan feromon seks Suteki 90 untuk menangkap kumbang tanduk sebelum menyerang tanaman kelapa sawit.
You May Also Like

D-100: Bahan Bakar Sawit yang Ramah Lingkungan
July 24, 2020
Industri Kelapa Sawit di Tengah Pandemi Covid-19
July 3, 2020